RSS

Ketika ingin menyerah


Haruskah aku larut dan hanyut terbawa kesedihan, keresahan, kegundahan, dan ratap tangis orang-orang yang tidak kukenal. Mengkritisi kemudian bersimpah air mata hingga air mataku kering dan terevaporasi sendiri. Kadang akuberpikir, untuk apa aku melakukan semua ini? bukannya lebih baik aku duduk bersimpuh dan berzikir kepada sang Pencipta. Atau lewatkan aetiap waktu dengan ruku dan sujud. Lalui malam dengan berdiskusi kepada san Khaliq. Kemudian kututup telingaku dari jerit tangis anak-anak yatim, orang – orang miskin di pelataran toko. Toh mereka bukan siapa-siapa ku dan juga mereka tidak memberikan kontribusi apa-apa untukku. Walau aku tahu untuk menghilangkan rasa laparnya mereka  harus berdiri di setiap perempatan, menunjukkan wajah memelas dab senyum suram, lalu berkerumun ditumpukkan sampah mengais makanan. Wajah mereka penuh debu , kotor bermandikan teriknya matahari. Begitulah anak-anak negeri, tertempa kejamnya hidup hingga masa depan bagi mereka hanya didapatkan dalam tidur-tidur lapar. Entah generasi apa yang dipersiapkan bangsa kita,dengan pendidikan jalanan yang tak ubahnya rimba belantara.  Heyyy Pak Presiden, apakah kamu tahu akan hal ini?? hahhh sudahlahhhh !!!
Kalau memang hanya generasi ini yang tersisa. Sama halnya hanya mengubur mimpi-mimpi mereka. 
Heyy pak Press mereka juga butuh pendidikan, butuh masa depan dan butuh kesempatan. Seharusnya saat ini mereka berada dibangku-bangku sekolah untuk belajar, bermain, dan mengejar cita-cita, bukannya berkeliaran di jalanan. Hingga kemudian akubertemu dengan sahabat-sahabat yang juga peduli akan hal ini, lalu kami merenungi langkah ke depan dan kami pun sepakat akan membawa mereka ke pulauimpian. Kami mencoba mengajak kapal-kapal besar yang ada untuk mengangkut mereka , namun sayang tak satu pun peduli. Maka tak ada pilihan lain bintang kecil pun kami buat bermodalkan kebesaran hati, beralaskan tauhid kemudian kayu-kayu kami susun lalu direkat dengan ukhuwah fillah,.
Bintang ini ,kini telah menyauk dan mengais ikan besar dan kecil, pukatnya pun telah kami lemparkan, jejaring kian kami lebar luaskan sejauh yang kami mampu. Lalu kami berusaha seberangkan ke gugusan pulau Nusantara agar anak-anak nusantara bisa kembali memegang pensilnya, menenteng tas ransel. Mengembalikan haknya sebagai insan, mengembalikan izzahnya sebagai muslim, hingga was-was dan trauma itu terkikis pada kisi-kisi hati mereka, pelan tapi pasti. Perjalanan pun tak semudahyang kami kira. Kendala, karang tajam serta aral yang melintang datang bertubi-tubi namun tetap kami lalui walau beberapa kali hampir karam dan tenggelam. Akibatnya, satu-persatu dari kami mulai berguguran , mereka pergi meninggalkan kami dengan membawa papan-papan penyusun bintang ini. hingga air pun memenuhi bintang kami. Sekuat tenaga kami mencoba  menambal kebocoran-kebocoran yang ada walau peluh dan air mata ikut mewarnai usaha kami. Sampai kemudian datang kapal-kapal besar mendekati bintang kecil kami, dan meminta sebagian besar dari raga kami untuk ikut dengan mereka. Akankah rekan-rekanku yang tersisa pergi kembali dengan membawa papan-papan penyusun bintang ini hingga kebocoran pun semakin parah lalu menenggelamkan bintang kecil ini. jika itu terjadi biarlah kami yang tersisa terus mendayung bintang ini walau harus berlima, bertiga atau pun seorang diri,meski akhirnya kami harus tenggelam dalam samudra angan bersama cita-cita yang kami bangun bersama. Akupun tersadar, sahabat adalah orang –orang pilihan yang tentunya sangat dibutuhkan dimana-mana, dan tentunya setiap jalan juang pasti baik. Namun, satu harapan kami janganlah sahabat meninggalkan bintang ini, jika merasa lelah atau tidak bisa berkonsentrasi dalam dua kendaraan sekaligus kami siap untuk membantu tugas sahabat . akan tetapi, jangan telanjangi bintang ini dengan meeninggalkannya yang kemudian menenggelamkan bintang impian bersama.
Biarlah Allah yang menentukan nasib bintang ini , ntah akan ia tenggelamkan atau ia mudahkan sampai tujuan , karena tugas kita hanyalah berjuang dan terus berjuang. Sampaikan nyata cita-cita ‘’Hidup Mulia Hingga Mati Syahid’’

Terimaksih untuk rekan-rekanku yang ada di UPI. Terimakasih untuk nasehatnya dan inspirasinya.  Semoga kami tetap solidan mampu melewati rintangan yang ada hingga kemenangan menjadi nyata kemudian syahid menjemput kami. Aamiiin 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar