‘’Rebutlah gelar
kehormatan itu dengan ngotot meraih impian hebat yang sudah kau cita dan idam –
idamkan.’’
~Ahmad
Rifa’i Rif’an~
Ini tentang kisah
seorang gadis yang sekarang usianya berkisar 20 tahun. Gadis ini prestasinya
sejak SD sampai SMA nyaris tak terlihat. Sangat biasa. Tak pernah jadi juara
kelas. Ngk pernah jadi juara kompetisi ini itu, menjadi siswa yang rata-rata
lah. Apalagi gadis ini berasal dari ekonomi yang rata-rata juga, tidak kurang
dan juga tidak lebih. Bisa dikatakan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Sudah prestasinya rata-rata, ekonomi keluarganya rata-rata pula.
Tapi satu istimewa
dari gadis ini, dia adalah gadis yang ngotot meraih apa yang diinginkannya.
Nah.. saat itu, gadis ini sangat ngotot pengen kuliah. Dia ingin kuliah di
dunia Psikolog. Namun, keinginannya terbantah oleh orang tuanya. Dia tetap
ingin memperjuangkan keinginannya untuk menikmati dunia Psikolognya. Tapi,
Allah berkehendak lain, seingin-inginnya dia memperjuangkan takdir pun berkata
lain. Orang tuanya saat memimpikan anaknya untuk masuk kuliah dalam dunia sains
(berlabel Kimia).
Walhasil, demi
berbakti kepada orang tuanya. Gadis itu berusaha mewujudkan kenginan kedua
orang tuanya memasuki Perguruan Tinggi Negeri berlabel Kimia. Perlu kerja keras
dan usaha yang ekstra agar dia bisa masuk ke PTN tersebut. Singkat kisah, ia
masuk PTN yang diidamkan orang tuanya. Setelah lihat pengumuman dan namanya
tercantum sebagai salah satu siswa yang lulus seleksi , antara sedih dan
senang. Hemmb senang karena orang tuanya pun bahagia mendengar kabar tersebut.
Sedih karena keinginannya untuk masuk ke Psikolog tertunda. Tapi gadis ini
tetap ber positive thingking, kelak Allah akan memberikan kado terindah di
waktu yang tepan dan mungkin ini adalah skenario dari Allah yang wajib dia
ikuti. Sekarang gadis itu sudah menjadi mahasiswa semester empat. Karena ia
ngrasa otaknya pas-pasan , akhirnya ia belajar habis-habisan, pokoknya gimana
caranya supaya ia bisa mengikuti pembelajaran dikampusnya. Perlu adaptasi yang
cukup kuat yang dihadapi gadis itu. Butuh pemahaman yang lebih ketika ia
memasuki dunia barunya. Gadis itu merasa, pemahaman Kimianya waktu SMA itu tak
sebanding dengan pemahaman teman-temannya yang notabene berbeda SMA saat
bertemu di Kampus barunya.
Saat menjadi mahasiswa
semester satu dulu, dia bertemu dengan sebuah organisasi yang membuatnya merasa
nyaman diKampus. Sebuah organisasi sosial yang dimana dunia yang ingin ia
ciptakan saat dia berkeinginan memasuki dunia Psikolognya itu. Gadis itu sangat
bersyukur, ternyata skenario Allah itu maha oke. Dibalik keinginannya yang
tertunda, Allah memberikan gantinya yang subhanallah lebih baik lagi. Tak hanya
itu, lingkungannya pun mendukung sekali untuk memperdalam ilmu agamanya. Tak
hanya pendidikan yang ia peroleh disana, namun juga akhlak yang lebih baik lagi
ia dapatkan juga disana. Kedatangan gadis ini di organisasi tersebut, ternyata
disambut hangat oleh mereka. Gadis ini pun telah menemukan Passion Hidupnya
untuk tetap dan terus memperjuangkan keinginannya menuju langkah-lagkah kecil
perubahan untuk fokus dalam pendidikan sosial untuk anak-anak yang kurang
beruntung. Mencoba mengabdikan dirinya di organisasi sosial tersebut sampai
sekarang. Gadis ini sangat menyukai anak-anak, karena baginya dari seorang anak
kecil itu dia bisa belajar banyak hal. Menyukai kejujurannya, kepolosannya,
Senyuman yang mereka berikan kepadannya, dan dari seorang anak kecil, ia
belajar tentang arti kesabaran dan ketulusan. Tentang arti mencintai dan arti
untuk berbagi.
Seperti yang sudah di
bilang tadi, gadis ini mempunyai satu kelebihan. Kalau sudah berkeinginan pasti
ngotot dan ingin kejar keinginan tersebut. Asal itu bisa berguna untuk sesama. Bisa
ditebak, keinginan untuk masuk dunia psikolog belum punah. Ia akan tetap
perjuangkan seusai dia mewujudkan mimpi kedua orang tuanya. Memang benar, ini
tentang kekuatan impian, ikhtiar , kerja keras, dan doa yang selalu ia genggam
erat. Gadis ini pun yakin, tak ada kemustahilan jika Allah sudah berkehendak.
Tak hanya itu, gadis
ini pun mempunyai banyak sekali segudang mimpi yang ingin ia wujudkan bersama
orang – orang tercintanya. Dia pernah bermimpi untuk mewujudkan cita-citanya
mengabdi untuk negeri sebagai Pengajar Muda Indonesia mengajar setelah nanti
menjadi Sarjana. Membangun yayasan untuk anak-anak yatim dan dhuafa , serta ia
juga ingin sekali mengasah ilmunya lagi ke negeri German di sebuah
Univ.Hannover yang fokus untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Setelah balik
lagi ke Indonesia, dia ingin mengamalkan ilmu yang ia dapatkan di german, untuk
menciptakan Indonesia yang di fabel friendly. Indonesia yang ramah dengan
anak-anak yang berkebutuhan khusus. Karenanya ia sangat ngotot sekali masuk
kedunia psikolog dan belajar bahasa German.
Kelak keinginan ini
bukan hanya sekedar keinginan, tapi bisa diwujudkan bersama untuk Indonesia
yang lebih baik lagi. Asal ada kemauan pasti disitu tersimpan banyak jalan.
Asal ada keinginan pasti akan ada peluang.
0 komentar:
Posting Komentar