RSS

Bangun Mimpi Anak Indonesia

#Bangun Mimpi Anak Indonesia

Bisa dibilang aku bukanlah siapa-siapa, tapi disini aku punya mimpi menjadi seorang pengajar muda di Indonesia Mengajar. Harus tunggu sarjana dulu nih baru bisa masuk daftar. #sabar
Setelah banyak baca tentang kisah-kisah inspiratif menggugah Indonesia untuk mengembangkan pendidikan, aku pun antusias sekali. Wooww suka-suka – suka
Rasanya pendidikan itu tidak akan pernah selesai bagi mereka yang akan haus ilmu, selalu mencari ilmu-ilmu baru ditempatyang baru. Okeyy the next..gue yang akan jadi Pengajar Muda selanjutnya. Aamiin Ya Allah
‘’Menggantungkan cita-cita di langit’’ pernah kepikiran kalau suatu saat nanti aku jadi pengajar muda di IM aku pengen murid-muridku menuliskan scita-citanya lalu akan kugantungkan di langit-langit kelas. #rencana
Pernah dengar daerah Bibinoi?? Daerah yang pernah dijabah oleh para pengajar muda IM. Daerah tersebut merupakan kampung Islam dan Kristen yang hidup saling berdampingan secara damai. Perbedaan yang ada diantara mereka tidak akan pernah jadi penghalang. Perbedaan justru akan menjadikan mozaik-mozaik yang membentuk persaudaraan. (Bayu Adi Persada, salah satu PM )

Pernah baca cerita pengalaman para pengajar muda di IM, salah satunya pengalaman dari Pak Bayu ini. dia tidak pernah menyangka diberikan kesempatan mengabdi disebuah desa kecil bernama Bibinoi yang berada di pulau Bacan, kabupaten Halmahera Selatan.  Dia meyakini satu tahu adalah waktu yang sebentar. Berbuat yang terbaik agar bisa kembali dengan perasaan bangga.
‘’Pak Amir adalah seorang yang hidup di kampung tersebut yang selama setahun menampung pak Bayu. Saat hari kedua tinggal di kampung tersebut, pak bayu diajak Pak Amir untuk menghadiri ke suatu acara pernikahan. Karena kak bayuingin cepat berbaur dengan masyarakat disana, tawaran itu pun diterimanya. Ternyata pak Amir mengajaknya pergi ke Kampung Kristen, dia pun bertanya-tanya dalam hati mendengar ajakan pak Amir. ‘’Bukankah di Bibinoi warganya semua muslim Pak amir??’’
Perkiraan salah, Pak amir mengajak pergi kearah Timur desa. ‘’Di sini tidak ada masjid, para wanita tidak berkerudung. Mereka juga senang menyetelmusik keras-keras, jelas Pak Amir’’. Baru sadar, ternyata sebelah timur desa Bibinoi perkampungan kristen, dan sebelah barat adalah perkampungan muslim. Tapi salutt dehh meskipun berbeda agama tapi tetap rukun. Ketika hari-hari besartiba merekapun saling memberikan salam.  Umat Nasrani tak pernah protes ketika adzan berkumandang, sebagaimana umat muslim bisa menghormati acara Natal yang seringkali riuh hingga pagi.
Hari berikutnya...
Di sekolah, pendeta gereja diperbantukan untuk menjadi guru agama Kristen. Ketika istirahat, pak bayu da anak-anak saling bercengkerama hangat, dan mereka pun menjadi sahabat karibnya. Suatu waktu, pendeta tersebut mengundang pak bayu untuk makan siang dirumahnya. Sampai disana disambut dengan hangat oleh keluarganya, diajak kemeja makan yang sederhana. Merasa tersentuh melihat makanan yang disajikan dan baru tahu juga kalau piring, gelas dan sendok yang mereka gunakan untuk menjamunya dipinjam dari keluarga lain yang Muslim. Merekatak ingin dalam makanan yang mereka sajikan adatertinggal sekecil apapun zat yang haram.
Mendengar mereka akan menjamunya, guru tersebut mengantarkan semua peralatan tersebut kerumah pendeta. #terharu
Cerita itu datang dari pak malik, seorang guru senior di SDN Bibinoi. pak bayu pun menaruh hormat pada beliau karena dedikasinya yang sudah mengajar hampir 20 tahun diberbagai desa terpencil di Pulau Bacan. Beliau sudah merasakan manis pahit berjuang sebagai seorang guru.
Singkat cerita..
Saat pak bayu mengajar di hari terakhir, dia tak ingin meninggalkan anak-anak secepat itu, sudah terlanjur cinta dengan mereka. Pendeta Oscar mengundang Kak Bayu untuk mengucap salam perpisahan dengan jamaah gereja sekaligus seluruh warga nasrani. Sampai dirumah pendeta, mereka berdua berbicara sangat hangat. Segelas teh hangat dan beberapa potong kue siap meemaninya. Jemaah sudah berkumpul didepan gereja. Anak-anak setia menunggu di depan rumah pendeta. Kemudian, pendeta Oscar mengajaknya untuk masuk ke gereja dan diikuti anak-anak. Dia duduk di mimbar depan. Dan ia pun berpikir dalam hati’’mungkin saya adalah satu-satunya orang muslimyang pernah duduk ditempat ini’’.
Pendeta Oscar membuka acara dengan memberitahukan kepada semua warga bahwa hari ini adala hari terkahir dia mengajar di Bibinoi. Dia pun menyampaikan sepatah dua patah kalimat sebelum berpisah.
‘’berbicara banyak hal tentang pendidikan, ‘’ Bapak dan Ibu boleh jadi petani, boleh jadi nelayan. Tapi anak kalian harus jadi dokter, jadi Insinyur atau jadi guru. Dengan pendidikan mudah-mudahan hidup kita semua jadi lebih baik’’
Giliran orang tua murid menyampaikan pesan dan kesannya. Seorang bapak berdiri dan berucap.
‘’Selama 30 tahun saya hidup di Bibinoi, saya belum pernah melihat guru seperti Pak bayu. Yang mau berkotor-kotor dengan anak anak, mandi di kali dengan anak-anak. Pak bayu sudah mengubah anak-anak kami,’’
‘’Jika pak bayu nanti menjadi seorang Presiden, pasti kami semua warga Bibinoi akan mendukung pak Bayu’’
Beberapa jemaah mulai menitikkan air mata. Sebagian anak-anak juga sudah berkaca-kaca. #tertunduk, terharu, luar biasa.
Tak selang beberapa waktu, Pak Oscar mempersilakan anak-anak maju kedepa menyanyikan lagu perpisahan yangtelah diajarkan oleh Pak Bayu kepada mereka. Tak kuasa menahan tangis. Pendeta Oscar pun tak mampu membendung haru. Setahu yang lalu,kami orang asing dan tak saling kenal. Tapi sekarang pak bayu adalah keluarga mereka. Dan mereka juga keluarga terbaiknya.
Ketika berpamitanpun, sebagian besar warga berjabat tangan sambil memberikan amplop. Setiap amplop itu langsung pak bayu kembalikan, tetap saja warga memaksanya untuk menerima. Ada hal penting yang ingin pendeta bicaraka dengan pak bayu, duduk bersama dengan dua orang tokoh Nasrani. Tiba-tiba pendeta memasukkan satu plastik kresek kekantong baju kokonya.
Ternyata, jemaahtak habis akal. Mereka kumpulkan semua amplop itu dalam satu plastik kresek hitam dan memberikannya kepada pendeta. Pak bayu kembali menolak,tapi pendeta tetap memaksa.
‘’Pas Os, ini untuk biaya renovasi gereja saja’’ ujar pak bayu.
‘’tidak, pak bayu. Ini adalah amanat jemaah’’
‘’Pak Os, tolonglah. Gunakan uang ini untuk acara natal’’
‘’Pak bayu, gunakan ongkos ituuntuk kembali kerumah. Biarpun sedikit, semoga bermanfaat’’
Akhirnya pak bayu pun menerimanya.  Sebelum pulang pak bayu meminta izin untuk pergi ke kamar mandi sebentar, dalam kamar mandi yang beratapan langit itu, amplopitu pun di buka satu persatu, terkejuttttt. Betapa hati tidak perih melihat uang seribu dua ribu, lima ribu mereka yang mereka berika untuk pak bayu.pada suatu amplom tertulis, ‘’Untuk ongkos pak Bayu pulang’’. Hati sangat tersentuh. Terharutak terjelaskan.
Kembali ketempat...
Rencana Bupati juga kan melepas kepergian pak bayu. Setelah acara seremonial, bersilahturahmi denga semua warga. Bertatap mata dalam cermin sebuah ikatan yang hangat di antara mereka. Mengucapkan terimakasih, ditengan suasana hangat tersebut, seorang rekan guru menyetel lagu ‘’Terima Kasih Guruku’’ lagu yang pertama kali pak bayu ajarkan kepada murid murod Bibinoi. #terharu
Warga pun ikut mengantarkan kepergiannya di bibir pantai, ada ratusan orang dibelakang. Anak-anak tak lepas memegang tang pak bayu. Hampir semua warga tumpah ruah di hari itu, semua warga dari umat nasrani dan muslim berkumpul.
‘terakhir kali pak bayu berpesan kepada anak-anaknya yang amat ia cintai, ‘’ Anak-anak, inget pesan pak Guru, jadi anak yang....’’ mereka pun menyahut yakin, ‘’baik dan Pintar’’ alhamdulillah terimakasih Allah yang maha baik.
Meskipun begitu, pak bayu sedikit menyesalkan satu tahun terlewatkan begitu cepat. Masih banyak yang ingin dikerjakan untuk mengusahakan sekecil apapun, pendidikan yang lebih baik.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar