RSS

PUKAT – Tere Liye



Beberapa hari yang lalu gue menyempatkan berkeliling di sebuah toko buku untuk mencari Novel. Ngk tahu kenapa akhir-akhir ini gue keseringan baca Novel. Novel pertama yang gue baca waktu itu Novelnya Tere Liye ‘’Daun Yang Jatuh Tak Pernah membenci Angin’’ itu pun pinjeman dari temen. Lama lama baca novel kok berasa asik ya. Kemudian gue ketagihan, akhirnya gue beli Novel lagi masih dipenulis yang sama yaitu Tere Liye. Iyaaa lagi suka banget sama kumpulan novel bang Tere.  Novel – novelnya itu selalu menggetarkan. Denga bahasa yag enak dan mengalir indah.
Sedikit ingin bercerita tentang isi novel PUKAT by Tere Liye. Menceritakan kehidupan Pukat dan keluarganya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dalam menjalani kehidupannya. Mereka semua tinggal di perkampungan, walaupun begitu Pukat tetap semangat dalam menggapai impiannya.
Pukat adalah anak laki-laki tertua dari empat bersaudara dalam novel ini (serial anak-anak mamak). Pukat yang beru berusia 9 tahun mendapatkan julukan si anak pandai karena sifatnya yang kreatif , cerdik, dan juga tekun. Kecerdikan yang ia miliki seringkali digunakan untuk memecahkan berbagai masalah. Pertualangan Pukat dimulai ketika ia, Burlian dan ayahnya menumpang kereta untuk menemui Ko Achan di kota. Awalnya situasi kereta berlangsung aman dan perjalanan pun terasa asyik. Hal ini tidak bertahan lama ketika kereta yang mereka tumpangi mulai memasuki terowongan.
Tepat di tengah-tengah terowongan yang gelap , tiba tiba terdengar suara letusan senjata yang bersahutan. Ternyata mereka adalah kawanan perampok. Mereka bukanlah kawanan perampok biasa karena mereka pintar memanfaatkan situasi. Mereka menjalankan aksinya tepat disaat kereta berada ditengah-tengah terowongan yang gelap sehingga tidak ada satu pun penumpang yang bisa mengenali identitas mereka. Tidak hanya itu , kawanan perampok ini juga membawa senjata api yang membuat para penumpang meringkuk ketakutan dan tidak berani berbuat apa-apa. Dalam menjalanka aksinya, perampok memerintahkan agar penumpang menyerahkan semua barang berharga yang mereka baw dan meletakkannya di dalam karung goni yang telah disediakan.
Ketika para perampok mendekati kursi yang diduduki Pukat, Burlian dan Ayahnya, secara diam-diam Pukat menaburkan bubuk kopi pada sepatu dan celana para perampok. Kebetulan saat itu Pukat membawa kopi sebagai oleh-oleh untuk ko Achan. Kecerdikan Pukat inilah yang akhirnya membantu komandan Polisi untuk meringkus kawanan Perampok berdasarkan bau kopi yang tertinggal di sepatu dan celana mereka. Perampok yag tidak sadar akan bau sepatu dicelana dan sepatu mereka akhirnya tertangkap karena mereka tidak bisa mengelak dari pemeriksaan polisi ketika sampai di stasiun kota. Komandan polisi pun kagum dengan cara cerdik yang dilakukan Pukat dan memebrinya julukan ‘’si anak jenius’’.
Novel yang menveritakan kesederhanaan, persahabatan dan juga arti sebuah kejujuran. Seperti , ketika Pukat harus mengambil sendiri pulpen yang dibelinya dan meninggalkan uangnya pada kaleng yang telah disediakan dalam warung. Hal ini karena anak pemilik warung sedang sakit sehingga pemilik warung menutup warungnya dan membiarkan Pukat mengambil sendiri barang yang dibelinya. Di sekolah Pukat termasuh anak yang pinyar, tidak ahanya bidang kademik tetapi Pukat pun pintar bergaul dengan teman-temannya. Tidak heran jika Pukat memiliki banyak teman yang dekat dengannya terutama Raju. Dalam persahabatannya dengan Raju, tidak jarang mereka berselisih paham. Suatu ketika mereka bermusuhan karena Pukat yang memiliki shio Kambing tidak suka jika dipaggil kambing oleh Raju , begitu pula denga Raju yang tidak suka dipanggil ayam oleh Pukat hanya karena shio yang dimiliki Raju adalah ayam. Sebenarnya pertengkaran diantara Raju-Pukat berawal dari rasa iri Raju yang tidak suka melihat Pukat menjadi salah satu anak kebanggaan Pak Bin (Gurunya). Hingga suatu hari saat Wak Lihan (Paman Pukat ) mengadakan acara pernikahan putrinya sehingga makanan menumpuk salah satu makanan tersebut adalah gulai. Pukat dan Raju pun mendekati tenda dimana masakan utnuk hajatan dimasak sambil membawa mangkok kosong , rencanannya mereka akan meminta gulai. Ketika Pukat dan Raju ditanyai oleh pengurus panci gulai apa yang mereka inginkan , keduanya serentak menjawab ‘’kambing’’ jawab Pukat dan begitu pula ‘’ayam’’  kata Raju. Begitulah cara unik yang membuat mereka berdua berdamai setelah dua bulan tidak saling berteguran satu sama lain. Tetapi takdir berkata lain, kampung mereka dilanda banjir besar dan Raju menghilang begitu saja semenjak kejadian itu.
Walaupun Pukat adalah anak yang baik, hal ini tidak berarti bahwa Pukat selalu menuruti apa yang dikatakan orang tuanya. Pukat pernah membantah perintah ibunya untuk menghabiskan sarapan sebelum pergi ke sekolah. Pukat merasa bosan dan tidak mensyukuri menu sarapan yang setiap hari hanya nas dengan kecap asin sengaja tidak menghabiskan sarapannya walaupun ibunya telah memperingatkan dirinya. Pukat juga pernah pulang lebih awal dari ladang kopi tanpa izin ibunya hanya kerena ia ingin menonton film kartun kesukaannya.
Akibat Pukat tidak memperoleh makan malam sebagaimana Ayuk Eli, Burlian dan Amelia. Tidak hanya itu Pukat tidak boleh tidur dikamarnya, ia harus tidur di luar selama satu malam. Hujan deras pun turun dan Pukat masih tidak di izinkan Ibunya untuk masuk ke dalam rumah. Keesokan harinya Pukat jatuh sakit karena kedinginan di luar, Pukat pun merasa bahwa ibunya sudah tidak lagi menyayanginya. Tetapi ternyata Pukat salah dalam menilai ibunya. Ketika Pukat jatuh sakit ibunya merawatnya dengan penuh kasih sayang dan perhatian bahkan ketika Pukat mencoba berbohong untuk buang air kecil tetapi ibunya tetap berusaha mengambilkan ember karena ia tahu keadaan Pukat yang masih lemah. Sejak itu Pukat sadar bahwa ibunya adalah wanita nomor satu dalam hidupnya yang selalu menyayanginya.
Wak yati adalah kakak ayah Pukat yang rajin memberikan teka teki yang selalu membuat Pukat penasaran. Pukat pun tidak pernah menjawab teka teki Wak Yati karena baginya teka teki yang diberikan Wak Yati itu sulit. Hingga suatu hari saat pembukaan lahan, Wak Yati terjatuh yang mengakibatkannya harus dirawat di rumah sakit kota. Mengetahui kejadian itu, Pukat dan keluarganya memutuskan untuk menjenguk wak yati di rumah sakit. Tepat pada hari yang sama, akhirnya Wak Yati diperbolehkan pulang bersama dengan keluarga Pukat dengan menumpang kereta. Namun rupanya Tuhan memiliki rencana yang berbeda untuk Wak Yati. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan pulang mneuju kampung.
Empat Belas Tahun Kemudian.......
Pikat berhasil melanjutkan pendidikannya di Amsterdam dan ia berjanji akan kembali ke kampung jika ia telah menyelesaikan pendidikanya dan untuk menjawab teka teki Wak Yati walaupun di depan pusaranya. Saat kepulangannya ke kampung Pukat bertemu Raju yang ternyata sengaja menjemputnya di bandara. Ternyata Raju juga sukses eraih mimpinya untuk menjadi seorang pilot.
Tuh kann benerrr , bang Tere itu yaaa selalu membuat pembaca menerka nerka apa yang terjadi selanjutnya.
Mimpi Pukat merupakat mimpi besar sebagian besar anak Indonesia. Harta karun terbesar bangsa ini adalah anak-anak yang pantang menyerah dalam mewujudkan mimpinya.
(Niam Masyukuri, editor in chief majalah parents guide)
Bogor , 25 Desember 2014



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar