Harmoni Cinta di Lingkar PPBY
Katanya hidup
itu pilihan, sebuah keputusan yang boleh diambil tidak pun terserah. Bisa saja
aku memilih mati ataupun hidup. Tapi disini aku memilih untuk hidup. Dan dari
semua aktivitas yang disediakan dalam kehidupan ini aku memilih untuk berbagi
ceria bersama orang lain. Hal terindah adalah saat kali pertamanya berjumpa
dengan mereka. Bahagia rasanya ketika bisa bergabung dengan Lingkar PPBY
(Pelaksana Program Beasiswa Yatim Dhuafa). Sebuah program dimana pergerakkannya
dalam dunia sosial dan keagamaan. Lewat dunia inilah aku diajarkan banyak hal,
mengerti akan artinya mensyukuri nikmat hidup dan lebih peka terhadap
lingkungan, menjadi seorang yang lebih tegar, ulet ,gigih, menguatkan dan lebih
bijaksana lagi. Haru, sedih, bahagia, bangga semua rasa yang pernah kurasa
sejak menjadi bagian keluarga di PPBY. Aktivitasku bersama mereka pun tak kalah
menariknya dengan aktivitas para pemuda-pemudi yang sering jalan-jalan di
Mall-Mall besar. Aktivitasku bersama mereka adalah selalu berbagi cerita dan
ceria bersama anak-anak kecil. Mungkin bagi kalian ini adalah kegiatan yang
membosankan, tapi lain bagiku. Ini merupakan kegiatan yang sangat membuatku
ingin terus belajar dan mengajar.
Lembaran-lembaran
cerita yang sering kutulis tentang PPBY
membuat postingan di blogku menjadi penuh. Karena banyak sekali
cerita-cerita yang menarik selama keperiodean ini. Semuanya tertulis lengkap di album memoryku. Pernah
ada yang berkata kepadaku ‘’ kamu dilahirkan untuk berjuang, berjuang meraih
kebahagiaanmu dan membahagiakan orang yang menyayangimu’’. Dan janganlah merasa
sendiri ketika berjuang, mereka selalu ada untukmu.’’
Tak ada hari
yang aku lalui dengan mereka dalam diam. Canda , tawa, suka, kami rasakan
bersama dan terkadang ada tangisan bahagia yang mewarnai lingkaran itu, bagaikan
alunan harmoni cinta yang selalu menghiasi di lingkar PPBY. Ada hari dimana kami
berselisih faham yang datang dari kami, tapi itu semua menjadikan cerita baru bagi
kami. Ada hari dimana aku kehilangan rasa semangat, tapi ada mereka yang
menyemangatiku kembali. Ada hari dimana aku jenuh, tapi ada mereka yang selalu
mencairkan suasana kembali rapi. Namun semua
yang ku alami bersama mereka itu akan menjadi ruang belajar untukku menjadi
lebih kuat dan lebih bijak. Dan tak selamanya apa yang aku lakukan bersama
mereka selalu benar, banyak kesalahan-kesalahan yang aku dan mereka perbuat, dimana
ada rasa kesalahan yang berat bahkan untuk diakui oleh diri sendiri tapi disaat itulah kehadiran mereka menjadikan
kekuatan tersendiri untuk menghadapi diri sendiri.
Di Hari Minggu
seperti biasa jadwal agenda tetap yaitu mengajar di Kp.Blentuk. Hal yang
membuatku lebih terkesan dan terharu saat mengajar di sana adalah antusias dan
semangat belajar mereka yang lebih dari pada semangat para pengajarnya sendiri. Anak-anak dengan
setia bersedia menunggui kami di sebuah teras milik warga tempat kami mengajar.
Tapi terkadang kita sebagai pengajar mereka datangpun tidak tepat pada waktunya.
Waktu itu kami dengan anak-anak membuat lipat-lipatan kertas, membuat sebuah
perahu-perahuan yang didalamnya terdapat tulisan mimpi-mimpinya. Lalu dialirkan
disebuah sungai kecil dekat kami mengajar, mungkin bagi kami itu adalah hal
yang sangat sederhana tapi berbeda bagi mereka. Banginya itu adalah sesuatu
yang sangat besar dan bermakna. Mereka (anak-anak) sangat bersemangat sekali
mengalirkan perahu bikinannya kesungai, berharap mimpinya dapat terwujud,
aamiin. Aku pun berharap , semoga kelak Kau-lah (PPBY) yang akan memeluk erat
mimpi-mimpi mereka yang haus akan ilmu.
Aku pikir...aku justru tidak memberikan banyak hal bagi
mereka. Justru mereka lah yang memberikan banyak hal bagi ku, mulai dari
kepedulian, kesabaran, ketabahan, kesederhanaan, kasing sayang satu sama lain
membuat mereka tak ada waktu untuk bersedih. Tak hanya itu kami pun disini belajar
tentang pengabdian. Ada dimana kami memberikan ilmu kepada mereka secara Cuma-Cuma
tanpa menerima imbalan sedikitpun dari mereka. Bahkan bila dari kami mempunyai
cukup rezeki tak segan-segan berbagi dengan mereka. Hakikatnya sebuah
pengabdian itu bukan tentang hasil
semata tapi tentang ketulusan dan memberi tanpa jeda.
Selain di Kp.Blentuk ada satu tempat lagi yang tak bisa
dilupakan,yaitu SD N Cimahpar 4, yah...sebuah SD kecil sekitar kampus AKA. Siang
itu aku mendapat kesempatan untuk mengajar anak-anak di kelas V , hal pertama
kali terlintas dibenakku ketika masuk ruangan adalah bagaimana membuat mereka senyaman
mungkin belajar didalam kelas. Hmmm tapi ada saja hal-hal yang tak terduga
sering kali muncul. Keramaian, kegaduhan dikelas itu tidak bisa dihindari. Lucu
sihh..tapi ini memang benar-benar mengetes kesabaran.
Dalam hati ini
tertegun, sungguh sangat malu diri ini ketika mengingat secara sadar akuhidup
dengan berbagai fasilitas yang telah menyediakan berbagai akses kemudahan untuk
terus menambah pengetahuan, justru sering kali dilewatkan dengan sia-sia. Seharusnya
orang yang patut dikasihani adalah orang-orang yang hidup dikota besar karena
mereka tak mengerti akan arti dari sebuah perjuangan, pengabdian atau
pengorbanan. Berjuang ditengah keterbatasan fasilitas.
Alunan harmoni
ini selalu mengisi kemana pun kaki kami melangkah. Perjalanan yang sangat –
sangat menyenangkan ini mungkin hanya ada disini. Bersyukur atas tangan-tangan kecil
yang selalu setia menggenggam erat tangan ini. Senyuman manisyang selalu mampir
di dalam diri ini, dan kisah-kisah hangat lainnya. Tempat ini akan selalu aku
rindukan. (Bercerita tentang ini membuatku ingat tentang rasa hangat dan bersmangat
).
Ini ceritaku..mana ceritamu????
0 komentar:
Posting Komentar