Di pelosok
Khurasan ada seorang lelaki miskin hidup bersama istri dan kelima anaknya. Ia
mendengar Khalifah membagi-bagikan santunan pada segenap rakyatnya yang miskin.
Namun entah kenapa sanrunan itu tidak sampai padanya. Mungkin para petugas yang
membagi santunan itu terlalu tamak sehingga santunan itu tidak sampai kepada
yang berhak seperti dirinya.
Tiba tiba
terlintas dalam pikirannya untuk menghadap khalifah di ibu kota. Ia ingin minta
bantuan langsung dari raja. Bantuan itu sangat ia perlukan untuk membawa ke
tabib anaknya yang sedang sakit.
Akhirnya
berangkatlah ia dengan menunggang keledai yang ia pinjam dari
tetangganya.ketika malam tiba ia menginap di sebuah masjid yang tak jauh dari
kota. Ia ingin istirahat sesaat, dan keesokan paginya hendak menghadapa
Khalifah.
Usai sholat
subuh, alangkah malangnya. Keledainya itu tidak ada. Hatinya sedih bukan main.
Siapa yang tega mencuri keledai yang dipinjam dari tetangganya? Alangkah
teganya pencuri itu mengambil harta orang miskin yang hidup menderita.
Dengan
langkah gontai ia menuju istana raja.
Begitu
sampai digerbang istana seorang pengawal mencegatnya dan bertanya,
‘’ Mau apa
kamu?’’
‘’Aku mau
masuk menemui Khalifah.’’
‘’Ada perlu
apa?
‘’Aku dari sebuah kampung di Khurusan. Aku mau
minta bantuan dan santunan pada Khalifah.’’
‘’ Baiklah,
aku mengizinkanmu tapi dengan satu syarat !’’
‘’Apa
syaratnya?’’
‘’Jika kamu
mendapat apa yang kamu minta,kau harus memberikan setengahnya padaku. Jika
tidak mau maka kau tidak kuizinkan masuk.’’
‘’Baiklah
kalau begitu.’’
Orang
miskin itu masuk dengan hati yang pedih. Rakyat kecil seperti dirinya masih
juga diperas terus-menerus.
Belum
mendapatkan apa yang ia minta sudah diperas dengan semena2.
Akhirnya ia
sampai dipintu kedua,yang menghubungkan balairung istana. Ia hendak masuk,
namun penjaga istana mencegatnya dan menghardiknya dengan suara keras. Hei
siapa kamu, dan mau apa kamu??
‘’ Aku
rakyat negeri ini dan aku mau masuk menemui Khalifah.’’
‘’Apa
perlumu?’’
‘’Aku
datang dari jauh mau minta bantuan dan santunan pada Khalifah.’’
‘’Baiklah...aku
mengizinkanmu, tapi dengan satu syarat.’’
Apa
syaratnya?’’
‘’Jika kamu
mendapatkan apa yang kamu minta, kau harus memberikan setengahnya padaku.’’
‘’Baiklah
kalau begitu.’’
Ia semakin
pedih... sungguh pemerasan yang semena2.
Jika ia
mendapat bantuan sepuluh dirham saja maka ia akan keluar dengan tidak membawa
apa apa. Sebab, setengahnya akan diminta penjaga pertama, dan setengahnya lagi
diminta penjaga yang kedua. Namun ia tetap melangkah masuk menemui Khalifah.
Begitu
sampai, Khalifah langsung bertanya kepadanya.
‘’Kau dari
mana dan apa keperluanmu?’’
“Aku datang
adri jauh, aku datang ingin minta sesuatu dari Khalifah dan mohon Khalifah mau
mengabulkannya.’’
‘’Apa
permintaamu?’’ kalau aku mampu, aku akan mengabulkannya’’
‘’Khalifah
aku mau minta hukuman cambuk seratus kali.’’
Terang saja
Khalifah dan para menteri yang berada ditempat terkejut mendengar permintaan
aneh itu.
‘’Kenapa
kau meminta hukuman?’’Kenapa minta yang aneh? Kenapa mau menyakiti dirimu
sendiri? ‘’
Lelaki
miskin itu lalu menceritakan keadaan keluarganya, perjalanannya, keledai yang
hilang dan para pengawal yang memeras semena2.
Khalifah
tersenyum mendengar penuturan laelaki miskin itu.
‘’Baiklah..permintaanmu
akan kukabulkan dan setelah itu nanti kau akan kuberi hadiah khusus.
Menteri,
tolong panggil dua pengawal kurang ajar itu kemari sekarang juga !’’
Tak lama
kemudian dua pengawal itu datang dengan wajah ceria. Mereka membayangkan akan
menerima hadiah dari Khalifah atas permohonan lelaki miskin itu.
Khalifah
bertanya,
‘’Kalian
kenal dengan lelaki ini?’’
‘’Ya kami
kenal. Baginda.’’ Jawab mereka serentak.
‘’Dan ia
berjanji pada kalian akan memberikan setengah dari yang didapatnya dariku,’’?
‘’Ya benar
!’’
‘’Baiklah
kalian akan menerimanya. Ia datang meminta hukuman cambuk seratus kali. Kalian
akan menerimanya masing2 lima puluh kali.’’
Kedua
pengawal itu meminta ampun kepada Khalifah, namu Khalifah hanyaberkata,
‘’karena
kalian yang meminta maka kalian harus menerimanya.dan lalaki itu telah menepati
janjinya pada kalian! Maka jadi manusia jangan tamak !’’
Akhirnya..kedua
pengawal itu digiring kealun2 dan dicambuk masing2 50 kali, dan disaksikan oleh
rakyat banyak. Dan orang2 tertawa tepingkal2 ketika mengetahuikisah kenapa dua
pengawal itu dicambuk 50 kali, mereka sama sekali tidak kasihan tapi malah
berkata,
‘’Rasakan
sekarang,makanya jadi manusi a jangan rakus dan tamak! Sudah mendapat gaji
masih saja memotong hak orang lain.’’
Sementara
itu lelaki miskin itu dipanggil lagi oleh Khalifah.
‘’Ini
hadiah khusus yang aku janjikan kepadamu. 3 ribu dinar, yang 2 ribu untuk
dirimu dab keluargamu, yang 500 berikan kepada tetanggamu sebagai ganti
keledainya yang 500 lagi bagikan kepada fakir miskin. Sekarang pergilah ke
kandang istana, mintalah seekor kuda pada penjaga itu. Kalau penjaga itu juga
mau memerasmu, kembalilah kemari laporkan padaku, biar kucambuk dia seratus
kali.’’
Lelaki
miskin kembali dengan gembira, tidak lupa ia membeli baju dan makanan untuk
anak isterinya. Ia berharap semoga tidak ada lagi manusia tamak seperti dua
penjaga itu.
‘’ janganlah megambil hak orang lain, karna sesungguhnya itu haram!
0 komentar:
Posting Komentar