Puisi Lian Kagura
Matamu yang menceritakan padaku
Tentang mimpi mimpi yang dikutuk jadi batu
dan darah darah yang membeku
Matamu juga yang menceritakan padaku
Tentang bom bom yang jatuh ditempat tidurmu
dan melantakkan seluruh anak gadismu
lalu langit berkabut debu dan waktu adalah loncatan peluru
Maka disetiap helaan napas serta edaran darahmu adalah teriakan
bocah
yang memunguti potongan kakinya sendiri
Tangis ribuan ibu dibawah puing puing beton pinggir jalan itu
Di negeri ini kami tahu apa yang berharga
pada tiap jengkal tanahmu
Maka putih hujan dan darah kami bergejolak
serupa gelombang yang memberat menit demi menit
dan ketika malam datang ....kami kirimkan peluru2 kami yang tak
terlihat, supaya mereka tahu
bahwa kisah yang sedang mereka tulis telah kami jadikan laknat
sebelum akhirnya
tumbuh pada setiap puisi
0 komentar:
Posting Komentar