Mendengar kata
disabilitas adalah sebuah sakit hati. Nyeri rasanya ketika mengetahui bahwa
pada saat kita bisa bicara dengan lancar, mendengar sambal lalu, bergerak
dengan bebas dengan tangan dan kaki yang sempurna , berpikir dengan rasio penuh
, dengan akal dan pikiran tanpa cacat, disaat yan sama ternyata ada orang orang
yang bicara saja tidak mampu, berjalan saja susah payah, mendengar butuh alat
bantu, dan bahkan tidak dapat berpikir dengan sempurna. Sungguh nyeri rasanya.
Seolah nurani kita digoncangkan dengan dahsyat, dan akal pikiran kita
disentakkan agar mau tunduk dengan ayat : Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Sungguh,
manusia-manusia sempurna ini harus benar benar bersyukur atas kesempurnaan yang
telah Allah anugerahkan pada mereka. Dunia disabilitaslah yang akan
mengingatkannya. #SeuntaiharapanDariSelaksaCinta
Perjuangan tiada henti
adalah kalimat yang tepat untuk menjadikan dunia disabilitas sebagai tempat
kita bercermin.mereka adalah orang orang yang tak sempurna ,baik secara fisik
maupun akal. Namun, lihatlah , betapa semangat hidup bahkan juga berkarya terus
menyala dalam diri mereka. Tak sedikit yang bahkan mampu menghasilkan
karya-karya yang mengalahkan manusia manusia sempurna.
Mereka itu sama
seperti manusia yang lainnya,mempunyai harapan. Meski barangkali hanya sepatah
dua patah langkah setiap harinya, mereka tak segan berusaha.
Sudah sepantasnya kita
tidak boleh memandang sebelah mata dunia disabiltas. Meski tak sempurna,mereka
tetaplah manusia sama seperti manusia sempurna lainnya. Justru dengan kondisi
yang mereka alami menununjukkan Allah lebihmencintai mereka dibandingkandengan
kita yang sudah sempurna. Terbuktilah bahwa Allah menjadikan mereka istimewa
sehingga dalam keadaan yang istimewa seperti itu,kreasi dan kemampuan mereka
berkembang untuk beradaptasi dengan keistimewaan yang ada pada diri mereka.
Mereka dalam hal tertentu bahkan lebih baik dari kita.
Purworejo, 31 Juli 2014